? ??????????????Spongebob? ????? ?? ???Rating: 4.3 (41 Ratings)??35 Grabs Today. 9593 Total Grabs. ??????P
review?? | ??Get the Code?? ?? ?????????????Do You Feel Lucky?? ????? ?? ???Rating: 4.8 (23 Ratings)??33 Grabs Today. 6636 Total Grabs. ??????Preview?? | ??Get the Code?? ?? ?????Lil BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS ?

Wednesday, October 10, 2007

Saodah opinion about 'Bagaimana Melatih Akhwat Bersikap Dengan Family Supaya Kualiti Dakwah Di Kampus Sama Dengan Kualiti Dakwah Di Rumah'

Menurut buku Fiqih Dakwah karangan Jum’ah Amin Abdul Aziz, dakwah islamiah bermaksud risalah terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. sebagai wahyu dari Allah S.W.T. dalam bentuk kitab yang tidak ada kebatilan di dalamnya, baik di depan atau di belakangnya, dengan kalam-Nya yang bernilai mukjizat, dan yang ditulis di dalam mushaf yang diriwayatkan dari Nabi S.A.W. dengan sanad yang mutawatir, yang membacanya bernilai ibadah. Dakwah merupakan kewajiban yang perlu dipikul oleh semua muslim di muka bumi ini kerana umat Islam adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Seperti firman Allah yang bermaksud,
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (kerana kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Surah Ali ‘Imran, 3 : 110)
Dakwah merupakan kewajiban syar’i dan merupakan kebutuhan masyarakat kerana keadaan kehidupan masyarakat kita kini dicemari dengan kerosakkan akhlak, ketamakkan harta dunia serta hawa nafsu yang mempengaruhi diri. Pelaku-pelaku kerosakkan menginginkan kerosakkan tersebut tersebar ke dalam masyarakat agar masyarakat menjadi seperti mereka.
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan kepada Allah, maka Allah melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.” (Surah At-Taubah, 9 : 67)
Oleh itu, menjadi kewajiban bagi orang-orang beriman untuk saling menolong dalam menegakkan kebaikan dan kebenaran agar ia tersebar luas dan agama menjadi milik Allah. Firman Allah yang bermaksud,
“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan solat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberikan rahmat oleh Allah. Sungguh Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (Surah At-Taubah, 9 : 71)
Faktor-faktor keberkesanan dakwah yang harus dimiliki oleh da’i ialah pemahaman yang mendalam tentang dakwah, keimanan yang kuat kepada Allah, kecintaan yang kukuh, kesedaran yang sempurna terhadap tanggungjawab sebagai da’i dan kerja dakwah yang berterusan. Bagi mencapai keberkesanan dakwah, seorang muslim harus bersedia menjual diri dan hartanya kepada Allah, sampai dia tidak memiliki apa-apa. Dia menjadikan dunia hanya untuk dakwahnya, demi untuk memperoleh keberkesanan akhirat, sebagai pembalasan atas pengorbanannya.
“Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri mahupun harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung.” (Surah At-Taubah, 9 : 111)
Selain itu, seorang da’i perlu memiliki sifat-sifat yang mulia seperti amanah (terpercaya); shidq (kejujuran dan kebenaran) iaitu shidq dalam perkataan, shidq dalam niat dan kehendak, shidqul ‘azm (tekad yang benar), shidq dalam menepati janji dan shidq dalam bekerja; ikhlas dalam beramal; rahmah (kasih sayang); shabr (sabar); hirsh (perhatian yang besar) dan tsiqah (kepercayaan). Sifat-sifat tersebut amat penting dalam berdakwah. Cara berdakwah yang terbaik adalah dengan menampakkan keteladanan yang baik dan menyampaikan contoh-contoh dari Al-Quran, agar akhlak seseorang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Seorang da’i perlu menjelaskan dengan berhikmah, dengan bukti dan dengan lisan yang baik tanpa menggunakan kekerasan, paksaan dan gertakan. Seorang da’i juga boleh menggunakan kaedah targhib (membuat senang) dan tarhib (menakut-nakuti) di dalam dakwah dengan penyampaian yang mantap.
Seorang da’i tidak boleh larut mengikuti keinginan masyarakat serta tidak larut dalam tradisi dan kebiasaan mereka yang bertentangan dengan syariat Islam. Para da’i tidak boleh terhina dengan kemahuan mereka hanya kerana ingin menarik manusia ke dalam dakwah. Seorang da’i perlu bersikap tegas terhadap objek dakwahnya. Rasulullah S.A.W. bersabda,
“Barangsiapa membuat Allah ridha dengan kebencian manusia, Allah akan melindunginya dari kejahatan manusia. Dan barangsiapa menyenangkan manusia dengan kemurkaan Allah, maka mereka tidak akan mampu menolongnya sedikitpun dari azab Allah. (H.R. Tarmidzi)

0 comments: